Selasa, 12 Januari 2010

Mesir Kuno adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika. Peradaban ini terpusat sepanjang pertengahan hingga hilir Sungai Nil yang mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke-2 SM, pada masa yang disebut sebagai periode Kerajaan Baru. Daerahnya mencakup wilayah Delta Nil di utara, hingga Jebel Barkal di Katarak Keempat Nil. Pada beberapa zaman tertentu, peradaban Mesir meluas hingga bagian selatan Levant, Gurun Timur, pesisir pantai Laut Merah, Semenajung Sinai, serta Gurun Barat (terpusat pada beberapa oasis).
Peradaban Mesir Kuno berkembang selama kurang lebih tiga setengah abad. Dimulai dengan unifikasi awal kelompok-kelompok yang ada di Lembah Nil sekitar 3150 SM, peradaban ini secara tradisional dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, sewaktu Kekaisaran Romawi awal menaklukkan dan menyerap wilayah Mesir Ptolemi sebagai bagian provinsi Romawi. Walaupun hal ini bukanlah pendudukan asing pertama terhadap Mesir, periode kekuasaan Romawi menimbulkan suatu perubahan politik dan agama secara bertahap di Lembah Nil, yang secara efektif menandai berakhirnya perkembangan peradaban independen Mesir.
Peradaban Mesir Kuno didasari atas kontrol keseimbangan yang baik antara sumber daya alam dan manusia, ditandai terutama oleh
irigasi teratur terhadap Lembah Nil;
eksploitasi mineral dari lembah dan wilayah gurun di sekitarnya;
perkembangan awal sistem tulisan dan literatur independen;
organisasi proyek kolektif;
perdagangan dengan wilayah Afrika timur dan tengah serta Mediterania timur; serta
aktivitas militer yang menunjukkan karakteristik kuat hegemoni kerajaan dan dominasi wilayah terhadap kebudayaan tetangga pada beberapa periode berbeda.
Pengelolaan kegiatan-kegiatan ini dilakukan oleh elit sosial, politik, dan ekonomi yang mencapai konsensus sosial melalui sistem yang rumit didasari kepercayaan agama di bawah sosok penguasa setengah dewa (semi-divine), yang biasanya laki-laki, melalui suatu suksesi dinasti penguasa yang dikenal oleh dunia luas sebagai kepercayaan politeisme. Lembah yang dahulunya dibanjiri Sungai Nil, maka lembah tersebut terlihat jauh lebih subur daripada gurun pasir disekitarnya.

Senin, 28 Desember 2009

AGOES IKPN BINTARO

"http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-strict.dtd">
Fungsionalisasi Web dalam Marketing
February 14, 2009 — isbandi
Web dalam fungsi dan perannnya kini telah merambah dan menjadi bagian dalam kehidupan pada saat ini, mulai dari kaula muda sampai perusahaan besar. Web yang diawal perkembangannya muncul hanya sebatas publikasi informasi pasip (cendrung satu arah) kini telah berkembang kesegala bentuk mulai dari media informasi, komunikasi, pemasaran produk, sampai status sosial komunitas tertentu.

Kecendurngan di masyarakat kita pada saat ini jika kita bertemu dengan kawan lama atau relasi kerja, selalu ada dua media yang kita tanyakan untuk berkomunikasi lebih lanjut yaitu telepon dan email, rasanya saat ini jika seseorang apalagi perusahaan tidak memiliki alamat kontak dalam bentuk email rasanya kurang utuh. Bahkan saat ini semakin jauh berkembang, blog nya apa, atau website nya apa, itu yang jadi bahan obrolan sehari-hari, sindrom ini lebih signifikan pada masyarakat urban/perkotaan. Dengan adanya gejala-gejala pengaruh internet yang semakin berkembang di masyarakat menjadikan internet sebagai gudang segala bentuk komunikasi dan informasi, mulai informasi yang merusak moral sampai informasi yang mampu membuat manusia lebih pintar dan cerdas.

Jika kita bisa menangkap dan meramu kecendrungan internet sebagi media yang menjanjikan ini tentulah kita akan bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan kesejahteraan perusahaan dan individu serta, sehingga fungsinya lebih dari memberikan wawasan dan khasanah ilmu.

Kita batasi permasalahan yang dibicarakan saat ini adalah pada fungsinya sebagai alat marketing dan pengaruhnya terhadap konsumen akhir. Jika kita lihat pelajari dan telaah berapa banyak situs yang menawarkan produk atau jasa yang dihasilkan/diproduksi oleh suatu perusahaan, tentu ribuan, bahkan jutaan. namun yang menjadi permasalahan adalah berapa banyak website yang efektif dalam hal tersebut.

Bila saya survei dari beberapa orang (kira-kira 100 responden di lingkungan bandung dengan usia responden diatas 30 tahun) ada beberapa hal yang saya dapatkan :

Hampir 70% sebagian besar melihat iklan dalam internet hanya sepintas lalu melupakannya
sekitar 20% menjadikannya sumber informasi untuk referensi belanja mereka, lalu mereka pergi ke toko untuk membelinya, jika barang/jasa yang dicarinya ada mereka akan membelinya sedangkan bila tidak mereka mencari alternatif lain di toko tersebut, tanpa mencari ulang informasi ulang/lainnya di internet.
sisanya tertarik untuk belanja secara online, namun itupun masih sedikit ragu.
Yang menjadi permasalahan sekarang, mengapa media informasi pemasaran dan pembelian online yang kian menjamur ternyata efeknya masih rendah pada konsumen akhir, hal ini terjadi secara khusus di indonesia. Jika saya kaji ternyata sebagian besar dari website yang memasarkan produk/jasanya diinternet hanya sekedar menawarkan feature dari produk. Hanya sedikit website produk/jasa yang mampu memberikan pengalamannya (experience marketing) sebelum menawarkan produknya.

Experience marketing sebenarnya dapat diterapkan dalam dunia maya ini. Experience marketing secara garis besar adalah pemasaran dengan melibatkan pengalaman konsumen sebagai daya tarik atas produk/jasa sehingga memberikan nilai lebih pada produk/jasa dan menjadikannya pembeda atas produk/jasa subtitute/penggantinya. kunci utama dalam experience marketing ini adalah

Sense, hal ini berkaitan dengan gaya (styles) dan simbol verbal serta visual yang mampu menciptakan sebuah kesan. seperti warna dan teknik penyajian.
Feel, Perasaan yang mampu memunculkan kesan sensorik manusia karena hal ini berkaitan dengan ketertarikan jiwa seseorang.
Think, kemampuan yang memicu konsumen untuk berpikir (think) sehingga memicu kemampuanintelektual dan kreativitas
Act, memicu prilaku konsumen
relate, manusia cendrung mengaitkan informasi dengan pengalamannya atau sumber referensinya dimasa lalu.
seluruh tersebut diatas, dapat diterapkan dalam penghantaran nilai dalam pemasaran melalui internet, hanya saja strategi penerapan yang perlu diramu lebih jauh.

Penerapan Experience marketing dalam website produk/jasa memerlukan strategi yang diawali dengan melihat pola kecendrungan masyarakat pengguna internet yang menjadi segmen pasarnya. Masyarakat maya cendrung mengunjungi internet untuk mencari informasi, sehingga boleh dikatakan masyarakat maya ini sangat haus akan informasi yang dibutuhkannya, maka suatu perusahaan/individu janganlah langsung menyuguhkan produk/jasanya secara frontal. tapi berikanlah sebanyak-banyaknya informasi yang mampu memberikan ilmu dan wawasan terlebih dahulu pada pengunjung website sebagai calon-calon konsumen, baru sisipilah produk yang akan ditawarkan sebagai sebuah solusi.

Saya ambil contoh pemasaran mobil, langkah pertama seperti diulas diatas, buatlah website yang mampu memberikan informasi, wawasan dan ilmu pada konsumen mengenai dunia otomotif secara umum terlebih dahulu (sebagai bahan referensi untuk menciptakan relate and think), seperti teknik dasar memperbaiki mobil, bagaimana merawat mobil, bagaimana mempercantik mobil dan lain-lain sehingga konsumen merasa web tersebut dapat dijadikan sumber referensinya, langkah selanjutnya sajikan produk/jasa sebagai sebuah nilai solusi (untuk memicu feel dan sence), langkah terakhir buatkan channel penjualan produk/jasa (membentuk dan menyalurakan act) dengan menyediakan infomasi public service dengan menginformasikan lokasi call center untuk memperkuat saluran informasi dan memperoleh produk/jasa yang akan dihantarkan, bila mememungkinkan siapkan slot website untuk pembelian online.


Fungsionalisasi Web dalam Marketing « Isbandi Blog